KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama kami panjatkan rasa
syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Sejarah Kelahiran Rasulullah hingga wafat”.
Shalawat serta salam tak lupa
senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. yang telah
menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap
sesama umat.
Kami menyadari, bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Selain itu,
ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin .....
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Tim
Penyusun
Anisa Riana dan Nurul Qisthi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan
gunung-gunung, yang mana pada masa itu kehidupan manusia sangat lah buruk,
sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan
manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya
iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir
kehidupan di dunia ini.
Bahkan nama seorang hamba yang mulia ini sudah
diramalkan dalam kitab-kitab suci agama terdahulu, seperti dalam kitab agama
Buddha. Sang Buddha berkata : “Wahai para pendeta, ketika manusia
berusia 80.000 tahun, akan hadir di atas muka bumi seorang Buddha bernama
Metteyya (yang pengasih), manusia suci (Arahat), yang tercerahkan serta penuh
keagungan, dirahmati kebijaksanaan tindakannya, kesuksesan, pengatahuan atas
jagat, pengendara kereta kuda tiada tanding yang ramah; penguasa malaikat dan
manusia; Buddha yang diberkati, meskipun aku telah lahir di muka bumi ini,
seorang Buddha dengan kualitas yang sama akan diturunkan. Apa yang dia pahami
dari langit akan dia kabarkan pada dunia bersama para malaikat, sahabat, dan
malaikat utama lainnya, dan orang-orang bijak serta brahmana, pangeran, dan
rakyat biasa; seperti halnya aku sekarang yang mengatakan hal yang sama kepada
pihak yang sama. Dia akan mengkhotbahkan agamanya, mulia asalnya, agung pada
puncak kejayaannya, dan agung pula tujuannya, baik dalam jiwa maupun ucapan.
Dia akan mengumandangkan kehidupan beragama yang utuh sempurna lagi menyeluruh,
seperti aku sekarang menyebarkan agamaku dan kehidupan sama. Dia akan memimpin
ribuan masyarakat, sedangkan aku hanya memimpin beberapa ratus pendeta. [1]
Sungguh begitu agung dan mulia, nama-namanya telah
terukir indah di sorga sana dan di hati-hati orang-orang yang beriman, namanya
terus di puji-puji sebagai tanda kecintaan kepada insan pilihan, bahkan air
mata terus mengalir di mata-mata para perindu sang nabi yang mulia hingga akhir
zaman. Yang mampu memberikan cahaya kedamaian bagi hati yang sedang kegelapan,
beliau adalah “cayaha di atas cahaya”, NUURUN ALA NUURI”.
Tubuh Nabi Saw warnanya putih kemerah-merahan,
kulitnya bercahaya-cahaya mukanya indah menawan dahi beliau luas, kepala beliau
besar sempurna, hidung mancung bagai huruf alif bengkok sedikit dan bercahaya,
pipinya halus dan sedang, bulu matanya lebat, bola mata nya besar dan indah,
matanya luas dan bersangatan hitam bola matanya, putih mata beliau bercampur
kemerah-merahan, gigi muka rapi tersusun indah, jika beliau tersenyum sungguh
bercahaya-cahaya, rambut beliau lebat tidak terlalu keriting dan lurus indah
menawan, yang panjangnya sampai ketelinga, kadang panjangnya sampai kebahu,
jenggotnya lebat, perut dan belakang rata, bahu beliau besar, jari-jari lemas
dan lembut, dan bentuk tubuh beliau sedang tidak terlalu tinggi dan tidak pula
terlalu rendah, tidak gemuk dan tidak pula kurus, tutur katanya halus dan santun,
bila Nabi SAW berbicara bercahaya dan senyum manis menyertai raut mukanya.
Tatkala beliau berjalan tenang bagaikan orang yang sedang turun dari tempat
yang tinggi dan pandangan beliau lebih banyak memandang kebawah dari pada ke
atas, begitu tampan dan menawan walaupun dilihat dari jauh, dan apabila sudah
dekat tak ada kata yang bisa diucapkan sebab begitu indahnya. Abu Hurairah ra
pernah berkata : “Tak pernah aku melihat orang yang lebih tampan dari Nabi saw.
[2]
Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW, seorang
manusia pilihan yang dilahirkan dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya.
dari betapa agungnya beliau dari maka itu penulis akan mempersembahkan sebuah
makalah yang berisikan tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Namun kiranya dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik
dalam penyusunan kalimat, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan masih
kurangnya buku-buku pendukung dalam penulisan ini.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut ”Bagaimana sejarah kelahiran Rasulullah
hingga wafat?”.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di
dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad, Mahi, Hasyir, ‘Aqib, Muqaffi,
Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab
Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad
saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim
bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib
bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas
bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam
Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin
Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim…
Menurut para pakar – sebagaimana yang
disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan
dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
3. Kelahirannya
- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah
diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari Senin
عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال
: ذلك يوم ولدت فيه .
Artinya: Dari Qatadah, bahwa Rasulullah
pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata: Itu adalah hari aku dilahirkan.
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip
sebuah hadits
A. أن النبي سُئل عن يوم الإثنين
فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ، وهاجرت فيه
Artinya: Nabi pernah ditanya tentang hari
Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai Rasul,
turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
- Syamsuddin bin Salim dalam kitab
Al-Ja'far al-Kabir menyatakan
B. وقد صحّ أن النبي ولد في شهر
ربيع الأول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو شروان
Artinya: Adalah sahih (pendapat) bahwa
Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu
Syarwan.
- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh
menyatakan
C. أن النبي ولد ببطحاء مكة في
الليلة المسفرة عن صباح يوم الإثنين لثمان خلون من ربيع الأول ، يوافقه من شهور
الروم الثاني والعشرين من نيسان سنة 882 للإسكندر
Artinya: bahwa Nabi
lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul
Awal bertepatan dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander
atau tahun 571 masehi.Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada
malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang
benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa,
bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini
adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam
kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad,
menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12
Rabiâ'ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam
walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin
terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi
hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia
memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui
anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara
dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga
Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam,
karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah
rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup
memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang
bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan
peristiwa padamnya api 'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di
sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah, yang di kemudian
hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang
besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik
kiblat (Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi
kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa.
Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang
tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid
(Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan
'meletakkannya' ke dalam rahim Aminah,
Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia
besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang
amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat
tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang
suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya,
datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada
Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini kepada wanita
ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang
suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya
mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih
dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita
datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik '
baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata
adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini
berkata : 'Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling
mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad
yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain ' 17 tahun), sang
bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian
Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad
dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka
setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya
belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang
(Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang
pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad).
Pemandu ilahi selalu saja
dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui
profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi
'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya
sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan
orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi
menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya.
Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini,
Semua Nabi pernah menjadi
gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga pernah menjadi
gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa
waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang terlahir
bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai
seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat
bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua
orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua
dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi,
kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit.
Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur' (al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah
yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang
diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan
Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya
mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain.
Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri 'Ad
dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang
perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah,
Maisarah, berkata kepada sang Bintang, 'Alangkah baiknya jika Anda memasuki
Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan
keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah
ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak
Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut
barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama
perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan 'Di Busra, Al-Amin duduk di
bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya,
kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian
ia berkata, '˜Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang
tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah
menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si
hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang yang memiliki sifat-sifat itu
adalah nabi berbangsa Arab.
Memberi Nama kepada Nabi
Hari ketujuh telah tiba. Seekor domba disembelih
Abd al-Muttalib sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah. Sejumlah orang
dijemput untuk menghadirinya. Di hari perayaan yang besar itu, dihadiri oleh
kebanyakan orang Quraisy, ia menamakan cucunya “Muhammad”. Ketika ditanya
mengapa ia menamakannya Muhammad padahal nama itu jarang dipakai orang Arab, ia
menjawab, “Saya berharap ia terpuji di syurga mahupun di bumi.”
Dalam kaitan ini, Hasan bin Tsabit berkata, “Sang
Khaliq mengambil nama Rasul-Nya dari nama-Nya sendiri. Dengan demikian,
sementara Allah adalah Mahmud (terpuji), Nabi-Nya adalah Muhammad (patut
dipuji). Kedua-dua kata ini diambil dari akar kata yang sama dan mengandungi
makna yang sama pula”.
Pastilah bahawa ilham suci memainkan peranan dalam
pemilihan nama ini, kerana walaupun nama “Muhammad” dikenali di kalangan orang
Arab, hanya segelintir orang hingga waktu itu yang diberi nama yang sama.
Menurut bancian yang pasti, yang dikumpulkan para sejarawan, hanya enam belas
orang yang diberi nama ini sebelum Nabi.”
Hampir tak perlu dikatakan, semakin sedikit suatu
kata digunakan, semakin kecil pula peluang salah faham tentang kata itu. Kerana
Kitab-kitab Suci telah meramalkan kedatangan Islam berikut nama serta
tanda-tanda rohaniah dan jasmaniah yang khusus dari Nabi, maka tanda-tandanya
haruslah demikian jelas sehingga tidak muncul suatu kekeliruan. Salah satu
tanda itu adalah nama Nabi. Penting bahawa nama itu harus dipakai oleh demikian
sedikit orang sehingga tidak ada keraguan atas identitinya, khususnya bilamana
sifat dan tanda-tandanya dicantumkan. Dengan begitu, orang yang kemunculannya
telah diramalkan oleh Taurat dan Injil ini dapat dikenali dengan mudah.
Al-Quranul Karim menyebut dua nama Nabi. Dalam surah Ali Imran ayat (138),
Muhammad ayat (2), al-Fath ayat (29), dan al-Ahzab ayat (4), baginda disebut
Muhammad, sedang dalam surah ash-Shaf ayat (6), baginda disebut Ahmad.
(Perbezaan ini, sebagaimana dicatat sejarah, adalah kerana ibunda Nabi sudah
menamainya Ahmad sebelum datuknya menamai Muhammmad).
4. Masa Menyusui
Nabi
disusui ibunya hanya selama tiga hari. Selepas itu, dua wanita lain mendapat
kehormatan menjadi ibu susunya.
a.
Suwaibah:
wanita hamba sahaya Abu Lahab.
Ia menyusui Nabi selama empat bulan, dan kerap
mendapat pujian Nabi dan isterinya yang soleh, Khadijah, sepanjang hidupnya.
Setelah dilantik sebagai Nabi, Nabi berniat membelinya. Baginda mengirim
seseorang menghadap Abu Lahab untuk mengadakan tawar-menawar, namun Abu Lahab
menolak menjualnya. Bagaimanapun, Suwaibah menerima bantuan dari Nabi sepanjang
hidupnya. Sekembalinya Nabi dari Perang Khaibar, berita kematian Suwaibah
sampai kepada baginda. Tanda kesedihan terlihat di wajahnya. Baginda mencari
putera Suwaibah, dengan maksud memberi bantuan, tapi baginda dilaporkan bahawa
anak Suwaibah juga sudah meninggal lebih dahulu.
b.
Halimah:
puteri Abi Zuwaib dari suku Sa’ad bin Hawazan. Ia mempunyai tiga anak:
Abdullah, Anisah, dan Syima’. Syima’ juga turut mengasuh Nabi.
Sudah menjadi kebiasaan, keluarga bangsawan Arab
mempercayakan anak-anaknya kepada wanita penyusu. Biasanya para ibu susu itu
tinggal di luar kota, sehingga anak-anak dapat dibesarkan di udara gurun yang
segar serta tumbuh kuat dan sihat. Selain itu, di persekitaran gurun, anak-anak
juga tak mudah ketularan penyakit seperti di kota Makkah. Mereka juga dapat
belajar bahasa Arab di kawasan yang masih asli ini. Para penyusu suku Bani
Sa’ad sangat terkenal di kawasan ini. Mereka mengunjungi Makkah pada
waktu-waktu tertentu, lalu masing-masing membawa pulang seorang bayi.
Empat bulan selepas kelahiran Nabi, ibu-ibu
penyusu Bani Sa’ad mengunjungi Makkah. Tahun itu mereka sedang mengalami
kemarau yang teruk, sehingga sangat memerlukan pertolongan keluarga-keluarga
bangsawan.Bayi Quraisy yang baru lahir itu tidak mahu mengisap buah dada wanita
penyusu mana pun. Kebetulan Halimah datang dan anak itu pun menyusu padanya.
Keluarga Abd al-Muttalib sangat gembira. Abd al-Muttalib berkata kepada
Halimah, “Engkau dari suku mana?” Jawabnya, “Dari suku Bani Sa’ad”. Lalu Abd
al-Muttalib menanyakan namanya. Abd al-Muttalib sangat gembira mengetahui nama
dan sukunya seraya berkata. “Bagus! Bagus! Dua kebiasaan yang baik dan dua
sifat yang mulia. Yang satu kebahagiaan dan kemakmuran, dan yang lainnya
kelembutan dan kesabaran.”
5.Masa Kecil Nabi
Sejarah meriwayatkan bahawa kehidupan Nabi penuh
peristiwa menakjubkan sejak masa awal masa kanak-kanak hingga kerasulannya.
Semuanya mengandungi aspek kebesarannya. Keseluruhannya menunjukkan bahawa
kehidupan Nabi tidaklah biasa.
Kini kita tampilkan dua kejadian dari sejarah
hidup Nabi yang misteri dan ajaib. Bila kisah ini dihayati, maka ianya adalah
meyakinkan kita tentang kebesaran dan kemuliaan Nabi SAW.
a.
Halimah berkata: “Ketika memikul tanggungjawab membesarkan bayi Aminah, saya
memutuskan menyusui sang bayi di situ juga di hadapan ibunya. Saya masukkan
puting buah dada kiri yang berisi susu ke mulutnya, tetapi si bayi lebih suka
susu sebelah kanan. Padahal buah dada kanan itu tak ada susunya sejak kelahiran
anak saya yang pertama. Kerana desakan si bayi, saya menyusuinya dengan sebelah
kanan yang kosong itu dan, sebaik saja ia menghisap, sumber yang kering itu pun
berisi penuh susu. Kejadian itu membuat semua yang hadir kehairanan.”
b.
Halimah juga mengatakan: “Sejak membawa Muhammad ke rumah, saya menjadi lebih
makmur. Harta dan ternak saya meningkat.”
Kita
dapati peristiwa serupa dalam Al-Quranul Karim berkaitan dengan Maryam (ibunda
Nabi Isa). “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada
pangkal pohon kurma. Dia berkata, ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berguna serta terlupakan.’ Maka Jibril
menyerunya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya
Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyanglah pangkal pohon
kurma ke arahmu, nescaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu.”(Surah Maryam : 23-25)
Memang terdapat perbezaan besar antara Maryam dan
Halimah dari sisi kedudukannya, dan perbezaan serupa juga ada di antara dua
bayi itu. Namun, jika martabat dan keunggulan peribadi Maryam menjadikannya
memperolehi rahmat Ilahi, maka tidak mustahil kedudukan dan darjat si bayi
Muhammad di kemudian hari menjadikan ibu susunya layak mendapat kurnia Allah.
Lebih jauh kita ketahui tentang Maryam dari
Al-Quran. Kesucian dan kesolehannya telah mengangkatnya sedemikian rupa
sehingga, “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakaria berkata, ‘Dari mana kamu memperolehi (makanan)
ini?’ Maryam menjawab, ‘makanan itu dari sisi Allah.”(Surah Ali Imran : 37)
Berdasarkan ini, tidak seharusnya kita ragu akan
kebenaran mukjizat Nabi, apalagi menganggapnya mustahil.
Nabi tinggal selama lima tahun bersama suku Bani
Sa’ad dan tumbuh sihat. Selama itu, ada dua atau tiga kali Halimah membawanya
menemui ibunya.
Kali pertama Halimah membawanya kepada ibunya
adalah ketika masa menyusuinya selesai. Namun, Halimah mendesak Aminah untuk
mengembalikan anaknya kepadanya. Alasannya, anak itu telah menjadi sumber
kurnia dan rahmat baginya. Alasan ibunya mengabulkan permintaan Halimah adalah
lantaran wabak penyakit sedang melanda Makkah waktu itu.
Kali kedua Halimah membawa Muhammad ke Makkah
bertepatan dengan datangnya sekumpulan pendita dari Etiopia di Hijaz. Mereka
melihat anak itu di kalangan suku Bani Sa’ad. Mereka mendapatkan bahawa semua
tanda Nabi yang akan datang sesudah Nabi Isa, sebagaimana disebutkan dalam
Kitab-kitab Suci, ada pada anak itu. Kerana itu, mereka memutuskan untuk
menguasai anak itu bagaimanapun caranya, dan akan membawanya ke Ethiopia,
supaya negeri itu memperolehi kehormatan mempunyai Nabi.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, tanda-tanda
Nabi Muhammad telah diceritakan dalam Injil. Oleh itu, sangatlah wajar bila
para pendita waktu itu dapat mengenali orang yang tanda-tandanya lengkap.
Al-Quran mengatakan dalam kaitan ini. “Dan ingatlah ketika Isa Putera Maryam
berkata, ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, iaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (akan datangnya) seorang rasul sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).’ Tapi tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata.”Suarh Ash-Shaf : 6.
Ada lagi ayat lain yang menunjukkan dengan jelas
tanda-tanda Nabi Muhammad di dalam Kitab-Kitab Suci, dan orang-orang terdahulu
mengetahui hal itu dalam Surah Al-A’raf : 157.
6. Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua
tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki
yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada
ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya
anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu
mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun
tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad tinggal di
pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda
mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah
dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul
Mutallib di Makkah.
Datuk baginda,
Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke
Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman,
budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda
ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan
mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke
Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang
memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika
mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
lalu dikuburkan di situ juga.Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman
dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak
yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa
saudaranya.
"Bukankah Dia
mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk" (Surah
Ad-Dhuha, 93: 6-7)
7. Abdul Mutallib Wafat
Kegembiraannya
bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun,
datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu
kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa,
pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia
selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan
membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
8.Muhammad diasuh oleh Abu Talib
Selepas kewafatan
datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak
saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya yang
lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan
orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi
anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang
mulia.
Pada suatu hari,
ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia 12
tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat
tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib
supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi
akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib
mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari
perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang
ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda
mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh
penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga diberi
tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian
alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala
pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan
yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu "Al-Amin".
9. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Kebanyakan
sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah
Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut:
'Wahai Muhammad! Katakan terus
terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki
kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!' Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya
mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?' Nabi
menjawab,'Apa maksud Anda?' Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu
berkata,'Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh
berbeda?' Nafsiah berujar 'Saya mendapat
kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan
tanggal perkawinan agar walinya ('˜Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda
beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat
diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal
ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun
diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya
dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian,
'Keponakan saya Muhammad bin 'Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan
Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi
asal usul dan silsilah adalah permanen"
Waraqah, paman
Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, 'Tak ada orang Quraisy yang
membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.'
Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang
mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa,
ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan
ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang
dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing
Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal
sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.Ketika umur sang bintang mulai menginjak
35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka'bah. Akibatnya, tak satu
pun rumah di Makah selamat dari kerusakan.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan.
Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid
bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar
tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya
sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala,
mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka
semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan
kembali ka'bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam
pembangunan kembali Ka'bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh
secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan
pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka
mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa
mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia,
rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta
kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja
melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali
lagi menuju Mekah, ketika dinding ka'bah telah dibangun dalam batas ketinggian
tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap
ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa
bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini
kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda
lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di
antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin
Quraisy seraya berkata,'Terimalah sebagai wasit orang pertama
yang masuk melalui Pintu Shafa.' (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua
menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka
berseru, 'Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!'
Untuk menyelesaikan pertikaian itu,
Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di
atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat
sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat
ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan
cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah
menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat
konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan
pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang
indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak
terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah
(penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama
hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia
'ilahi''. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia,
sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi
Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara
mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam
segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan
isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau
mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya
yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada
Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai
kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut
'sahabat karib'-nya (Muhammad), gua ini menjadi
saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,' disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu
kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon
pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya,
kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian
rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya
menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad saw:
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau
adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab
binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy,
Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay,
Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua
setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan
janda, kecuali Aisyah ra.Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau,
semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang
dibawanya.
Anak dan putri nabi
Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah
dan Ibrahim.Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria
Al-Qibtiah.
Anak-anak beliau yang laki-laki
semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
10. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Hira, tempat diturunkannya kalimat
Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk
menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Qur'an,
susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang
manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan
mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya,
dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka.
Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk
menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di
Gunung Hira'. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun
untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa
beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam
Al-qur'an sebagai berikut
'Bacalah dengan [
menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari
[manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya'.
Ayat ini dengan tegas menyatakan
tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi
agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan
penggunaan pena.
Muhammad, pembawa
berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa,
ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat
manusia memohonkan syafa'at. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan
yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan,
kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak
pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan
tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju
rumah 'Khodijah'. Jiwa agung Nabi disinari cahaya
wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril.
Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril'. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap,
secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita,
Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang
memeluk Islam adalah 'Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan
dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh
keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan
keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,' Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak
pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu
bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda
sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda
sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan
kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga
Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). 'Lalu beliau menambahkan, 'Tak ada manusia yang pernah membawa
kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya
membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada
saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan
menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima
wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?'.
Ketika pidato Nabi
mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. 'Ali, remaja berusia
lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan
mantap,'Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.' Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya,
tapi tak ada yang menyambut kecuali '˜Ali yang terus melontarkan jawaban yang
sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,' Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya
diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Peristiwa diatas membuktikan heroisme
spiritual dan kebenaran '˜Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua
dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan
dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan
permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat
diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir,
pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima
kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum
kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad,
berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah
terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik
dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk
menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya.
Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan
dengan berkata,' Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan
menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita
dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami
siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan,
kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti
perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan
tabib ahli untuk merawatnya'.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi
seraya berkata,' Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti
mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.' Nabi menjawab,''
Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran
itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat
memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka' Abu Jahal bangkit sambil berkata, ' Kami siap sepuluh
kali untuk mendengarnya.' Nabi menjawab,' Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.'
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret
panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka
berkata,' Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah
saja?'
Orang Quraisy
meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka
terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut,
kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran karena mereka
kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang
kafir berkata,'Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia
menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar
suatu hal yang sangat mengherankan.' Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka
[seraya berkata], 'Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu,
sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah
mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak
lain kecuali dusta yang diada-adakan.'
Banyak sekali contoh penganiayaan dan
penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya,
suatu hari Uqbah bin Abi Mu'ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia
menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid.
Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan
masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim.
Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan
pengikutnya budak wanita dan ' pria serta beberapa orang tak terlindung. Para
pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin
terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk
Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi
menjawab,'Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada
orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh
tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik
Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan
propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras
menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur'an, menghalangi orang masuk
Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan
menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur'an Allah berfirman
"Demikianlah, tiada seorang
rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain
mengatakan," Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila." Apakah
mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka
adalah kaum yang melampaui batas."
Kaum Quraisy pun gagal melakukan
berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi
orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak
kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi'ib Abu Tholib, yang diikuti
pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang
Quraisy mengepung mereka di Syi''ib itu selama tiga tahun.
Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu
pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari
pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun
berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita,
Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan
kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk
mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan
baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum
Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah
Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang
sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan
yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi
pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn
(Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum
kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula
menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan
itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber
cintanya dan kasih sayangnya.
Acap kali dia bertanya kepada
ayahandanya,' Ayah, kemana Ibu?' Kalau sudah begini, tangisnya pecah,
air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa
berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum
Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke
Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari
lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi
keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi
terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
'˜Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena
sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang
berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam
hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat
menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka
mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti
urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam
kaum kafir itu. Al-Qur''an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah] ketika orang-orang
kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan
Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring
melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak
sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu
berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah
orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban
untuk Nabi, Ali, sekali lagi '˜Ali. Kepadanya Nabi berkata,''Tidurlah di
ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa
saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus
berhijrah ke Yastrib. '˜Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga
perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya
melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka
bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah turunnya wahyu memerintahkan
baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula
menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.
"Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr, 15:94)
Namun begitu, penduduk Quraisy
menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi baginda dan
para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak
pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat
risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum
Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya. Lantas
jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai bapa saudaraku, andai
matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku,
agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama
Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya"
Baginda menghadapi pelbagai tekanan,
dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang
jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang
menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai
penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan
yang berat.
11. Nabi Muhammad Saw
Hijrah
Nabi Saw hijrah ke
Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam
riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu
sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya.
Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh
pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah
bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba di Madinah
pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi
Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
- "Telah diizinkan (berperang)
bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi."
(Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di jalan Allah
orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan
perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah,
pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan
maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu
Katsir).
Dari sini jelas
bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak,
bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam.
Hijrah Ke Madinah
Tekanan orang-orang
kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas kepergian isteri dan
bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke
Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah disambut
dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin
manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda
diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam
didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara Islam Madinah
Negara Islam yang
baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah dan
gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun begitu,
Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang
mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat
Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat
mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau
perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang
melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan
merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan
piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah agama
yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting bagi
melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27 kali
ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan
yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H),
Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua
peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4
Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam Madinah dan
kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah diiktiraf.
Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9
H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.
Perang terakhir
yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan pengikutnya berjaya
mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah menunaikan haji
bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga telah menyampaikan
amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda baginda yang bermaksud:
"Wahai sekalian
manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah daripada
satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di antara
kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah
tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya
selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan
Sunnah Rasulullah."
. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat
kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng
Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya
Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan '˜Umar
memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi
dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan "˜Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu
dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi," Dimanakah "˜Ali?
" Dikabarkan kepada beliau bahwa "Ali menderita sakit mata dan sedang
beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,'Panggil dia." "˜Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan
kemah Nabi.' Pernyataan ini menunjukkan sakit
matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya
ke mata "˜Ali seraya mendoakannya. Mata '˜Ali langsung sembuh dan tak
pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan "˜Ali maju,
menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60
inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu
dari "˜Ali melalui jalur khusus," Saya mencabut pintu Khaibar dan
menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai
jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi." Seseorang bertanya
kepadanya," Apakah Anda merasakan beratnya?"˜Ali menjawab," Saya
merasakannya sama berat dengan perisai saya." Masih banyak lagi
peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir
Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa
pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait
al-Maqdis ke Ka'bah di Makah.
Selain serangan dari luar Kota
Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan
rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha
Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan
nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang
kafir itu benci.
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian
Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan
perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah
disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap
bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak
laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada
pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api
unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh
tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan
Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk
Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang
masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan
pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Fir'aun-fir'aun,
digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang
seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang
dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap
dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf,
menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah.
Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap
tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu
mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah
memeranginya pengampunan dan beliau berkata "... Pergilah, Anda semua
adalah orang-orang yang dibebaskan!"
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah
membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat
dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang
gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah
merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang'“orang
Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Ba'iat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada
beberapa peperangan besar berlanjut '“ semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk.
Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat
kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia
memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada
kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh.
Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari
cerai-berai "Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?" Wahai orang-orang yang ikut bai'at al-Ridwan! Wahai,
orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang
berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar
akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung
Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu
diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi
menyambut panggilannya dengan, 'Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami
datang...!"
Pasukan Islam kembali memenangkan
pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya
telah selesai, dan kini '“ tidak bisa'“ tidak di harus melihat pasukannya,
untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah
diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan
menelitinya kembali.
Adapun jumlah peperangan yang
diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12.Wafatnya Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah amat
sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana
baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu
makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh
kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan
Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu
menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga
bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal
dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan
orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.
13. Haji Wada
Tahun kesebelas
Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang
ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul
di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan
.. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji
meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa'idah , Nabi
disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian
melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi
gema suara mereka yang mengucapkan,"Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku
datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji,
kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik,
aku datang memenuhi panggilan-Mu..."
Langit, hingga hari
itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada
saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan ' dibawah sengatan
Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal
orang ' bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah
dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia.
Dan sejarah, adalah
kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan.
Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir''aun, Kisra dan
Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak
bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki
kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan
kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa "penguasa" itu
berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa
menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul
Allah, Ibrahim, Ka'bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada
Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari
itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala
semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan
perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,'Tahukah kalian, bulan apa ini ?"
Mereka serentak menjawab,"Bulan Haram!.....
..."Ayyuhan Nas, camkan
baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan
bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya...
Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian
menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu,
kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh,
aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat,
hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya....."
Akar-akar syirik
telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum
muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan
menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya,
miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah
takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya,
dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata
kepada putrinya dengan suara pelan 'Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul,
sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat
atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang,
maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur'.[Petikan dari laman. fatimah.org]
14. Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi
Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya
engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"
Sekedar contoh, penulis paparkan dua
sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung
oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan,
makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang
musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam
Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan
kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan
sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin
bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia
pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun
ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh
anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan
pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta
merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya
berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah
Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat
malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu
Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun
juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya
dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat
pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesty
besar-besaran kepada penduduk Makkah.
15.Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak
diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi
Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan
kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya diberi kemenangan dengan rasa takut
(yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan, 2)
bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku
yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3) dihalalkan untukku
harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya, 4) saya
diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus
kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw
bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari
kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang
pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di
dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin
anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan
dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang
pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).
16. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw
pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab:
"Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?"
17. Nabi Muhammad Saw Wafat
PAGI itu, Rasulullah
dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada
dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya
kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa
yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".
Khutbah
singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap
sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar
dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang
dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya
sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua
sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di
dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat
turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya
tengah menahan detik-detik berlalu.Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah
Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring
lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang
menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang
berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah
saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya
masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.
“Siapakah itu, wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya
baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu
Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu
bagian wajahnya seolah hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun
menahan tangisnya.
Malaikat Maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian
dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut
ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak
Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti
dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara
yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka,
para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar
kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana
nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai
Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat,
saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul
maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku,
hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya
Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat
kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar
Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”
Badan Rasulullah mulai dingin,
kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni
orang-orang lemah diantaramu”
Di luar pintu, tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan
diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang
mulai kebiruan.
“Ummatii. ummatii. ummatii.”
“Wahai jiwa yang tenang
kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka
masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”
‘Aisyah ra berkata: ”Maka
jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan
sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”
Dia berkata: ”Aku tidak tahu
apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku
menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:
”Rasulullah telah wafat,
Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di
dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak
kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.
Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika
ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi
untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.”
Adapun orang yg paling tegar
adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai
sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.”
Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan
dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar ra menemui
orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad
sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
‘Aisyah berkata: “Maka akupun
keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis
sendiri.”
Inna lillahi wainna ilaihi
raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang
paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas
di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.
Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.
Allahumma shali'alla sayyidina wa
mawlana Muhammad....
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari perjalanan sejarah nabi ini,
dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai pemimpin agama, juga
seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam
waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukan
seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Kita dapat membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi
dua periode, yang satu berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu:
- Periode Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.
- Periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri,
dengan kekhususannya masing-masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
- Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga
tahun.
- Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang
dimulai sejak tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.
- Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari
kenabian hingga hijrah ke Madinah.
Sedangkan periode Madinah dapat dibagi menjadi tiga
tahapan fase:
- Fase yang banyak diwarnai cobaan dan perselisihan, banyak rintangan
yang muncul dari dalam, sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk
menyingkirkan para pendatangnya. Fase ini berakhir dengan dikukuhkannya
perjanjian Hudaibiyah.
- Fase perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan
Futuh Makah pada bulan Ramadhan tahun kedelapan dari Hijriyah. Ini juga
merupakan fase berdakwah kepada para raja agar masuk Islam.
- Fase masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong, yaitu
masa kedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah.
Masa ini membentang hingga wafatnya Rasulullah SAW.
B.KRITIK DAN SARAN
Kami
tahu dan sadar bahwa semua manusia tidak ada yang sempurna,kesempurnaan hanya
milik Allah SWT,begitu pula dengan kami
dalam penulisan makalah ini,tentu ssaja tidak luput dari segala kesalahan ,maka
dari itu kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki segala
kekhilafan yang kami lakukan
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud,
Ramalan Tentang Muhammad SAW, (Jakarta
: PT. Mizan Publika, 2006) hal. 94
[2]
Muhammad Arsyad Thalib Lubis,
Risalah Pelajaran Tarikh Riwayat Nabi Muhammad
SAW, (Kandangan : Toko Buku Sahabat, 1 Muharam 1371 H/2 Oktober 1951 M)
Hal. 42
[3]
Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), hal. 9
[4]
Nayla Putri dkk,
Sirah Nabawiyah. (Bandung: CV. Pustaka
Islamika, 2008), hal. 71.
[5]
Muhammad Husain Haekal,
Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta:
Litera Antarnusa, 1990, cet. 12), hal. 49.
[6]
Abdul Hameed Siddiqui,
The Life Muhammad, (Delhi: Righway
Publication, 2001), 64.
[7]
Ja’far Al-Barzanji,
AL-Maulid An-Nabawi, (Jakarta: Maktabah
Sa’diyah. Tt.) 16.
[8]
Philip K. Hitti,
History Of The Arabs, diterjemahkan R. Cecep
Lukman Yasin,
Karya (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008), 140.
[9]
Ajid Thohir,
Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004), 62.
[10]
Muhammad Arsyad Thalib Lubis,
ibid. hal 43
[11]
Barnaby Rogerson,
Biografi Muhammad, (Jogjakarta : Diglossia, 2007) hal.
94
[12]
Muhammad Arsyad Thalib Lubis, locit hal. 20
[13]
Harun Nasution,
Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid
1, (Jakarta: UI Press, 1985, cet. 5), 101.